JAKARTA, afebsi.or.id Perkembangan dunia digital telah menyasar ke seluruh sisi kehidupan. Saat ini, hampir tidak ada lagi sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh pada proses digital. Era digital lahir dari evolusi Revolusi Industri 1.0 hingga 4.0 yang menjadikan dunia menjadi The Borderless of World. Keberadaannya memberi dampak perubahan yang signifikan pada dalam dunia bisnis dan organisasi. Hampir semua dimensi kehidupan sosial masyarakat modern pun terimbas evolusi digital.” Demikian diungkap oleh Achmad Rozi, Dosen Universitas Primagraha saat menjadi narasumber dalam Webinar Gerakan Literasi Pandu Digital Indonesia 2022 yang diselengarakan oleh Kementrian Kominfo RI (25/08/2022)
Webinar yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Komunikasi dan Informatika Kominfo RI bekerja sama denga Universitas Primagraha ini menghadirkan juga narasumber Dr. Rudiyanta Dosen Universitas Budi Luhur Jakarta, Ismita Saputri selaku Direktur PT. Cipta Manusia Indonesia; dan Rizki Ayu febriana selaku Pandu Digital Indonesia dan sekaligus Digital Trainer.
Mengutip dari data yang dikeluarkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi tahun 2021, Dalam Indeks Literasi Digital Indonesia 2021, pengukuran Budaya digital mendapatkan skor tertinggi. Pilar Budaya Digital (digital culture) tercatat dengan skor 3,90 dalam skala 5 atau baik.
Lebih lanjut Rozi mengatakan, “Etika Digital (digital etics) dengan skor 3,53 dan Kecakapan Digital (digital skill) dengan skor 3,44. Sementara itu, pilar Keamanan Digital (digital safety) mendapat skor paling rendah (3,10) atau sedikit di atas sedang.”
Budaya digital merupakan hasil olah pikir, kreasi dan cipta karya manusia berbasis teknologi internet,yang penerapannya lebih kepada mengubah pola pikir (mindset) agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital.
“Indikator dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital.’ Pungkas Rozi yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional AFEBSI
Sementara Dr. Rusdiyanta selaku Dosen Universitas Budi Luhur Jakarta menyampaikan materi Digital Ethic mengatakan bahwa dalam aspek etika, terdapat dua macam etika digital, yaitu Etika Kontemporer dan Etika Tradisional.
Lebih lanjut dikatakan, “Sementara Etika tradisional: etika offline menyangkut tata cara lama, kebiasaan, dan budaya yang merupakan kesepakatan bersama dari setiap kelompok masyarakat, sehingga menunjukkan apa yang pantas dan tidak pantas sebagai pedoman sikap dan perilaku anggota masyarakat.” (red)